Monday, December 31, 2012

bye 2012

Haiii selamat malan blogieeee :3 *muka unyu*

Sekarang New Year Eve lhoooo.... Mana sekarang di rmh aku hujan lhoo... #terus?
Duh banyak banget yaaa kenangan di 2012 :')
Mulai dimana aku udah bisa move on, terus naik kelas XI ipa, ketemu temen-temen yang banccyiq gila :D (re: temen kelas), hmmmmm dan yang paling barokah yaaa bisa exchange ke Palembang. yiiipieee!!
Nah, mulai tadi malem sampai hari ini temen-temenku di Palembang yg kelas XII ke Jogja.. Gimana nggak kangen banget, u.u ada Pak Fir, Ayuk Rara, Dea, Kakak Aan, Kakak Irfan :3 aaaaaaa unyu bangetsss.
Tapi malem ini mereka udh otw Bandung u,u
Makasih buat kenangannyaaa selama 2012 ini, semoga 2013 makin mantabsss jaya!!! :D amin, makin bertambah segalaaaanyaaa :)

Yuk tidur, kan sekarang ujan kan. ntar waktu mau jam 12 mari bangun liat kembang api. huuuray!!
:D
bye blogieeee :p

Wednesday, December 19, 2012

cerpen!


Perbedaan yang Indah
oleh. Nurroh Habibah

D
eras guyuran hujan menyambutku di tempat ini. Tempat yang baru pertama kali aku kunjungi. Sedikit beda memang, berbeda dengan nostalgi tatanan kota di kotaku. Sudut-sudutnya pun berbeda. Baru kusadari kini kutlah jauh meninggalkan kota dimana aku dilahirkan.
Langkahku semakin jauh, sudah tak terlihat lagi awal langkah ini memulai. Namun bayang-bayang kotaku semakin jelas diawang. Belum sehari saja aku sudah merindukannya. Tapi kini berbeda. Aku baru saja menjalani kehidupan baruku walau hanya untuk beberapa waktu. Dan disinilah segala kenangan itu muncul bergantian.
Di kelas,
Mana yang katanya Budak Jogja tu? Majulah kalian ke depan kelas.”
Teman-teman menyuruh Aku dan Nada bergegas maju mengikuti perintah Bapak guru. Dengan wajah kebingungan kamipun menurutinya.
“Siapa nama kalian? Perkenalkan diri kalian ket teman-teman.”
“Nama saya Freya Leikhisa, panggil saja Freya. Saya dari Eight SHS (Senior High School) Yogyakarta.” bertambah dengan senyum yang aku pasang. Tak lupa Nada juga memperkenalkan diri.
“Kalau saya Nada Azzahra, panggil saja Nada. Saya dari Mupat SHS Yogyakarta.”
Kami berdua masih berdiri di depan kelas. Masih pula ditanyai banyak hal oleh Bapak guru dan beberapa teman-teman di kelas.
Yaa, ini sekolah baruku. Mungkin memang berebeda 180o, tapi apakah pantas aku mempermasalahkan perbedaan? Apakah pengalaman hidup harus disejajarkan dengan perbedaan lingkungan? Ah sudahlah, kucoba menikmati perbedaan yang ada.
.____.
Bel pulang sekolah berbunyi, Tika yang menjadi saudara baruku mengajakku pulang lebih cepat dari teman-teman lainnya. Selama beberapa hari disini, aku tinggal dengan keluarganya Tika. Mereka sangat baik padaku. Yaaa, walau baru sehari aku berada disini. aku sudah mulai bisa merasakan kehangatan keluarga ini.
“Ke rumah Windy yuk, Frey” ajak Tika kepadaku.
“Windy? Siapa itu? Jauh nggak?”
“Nggak kok, cuma depan rumah. Peh Frey, peh!”
Aku tetap berbaring di kasur walau berulang kali Tika berkata ‘peh Frey peh!” hingga akhirnya dia mencubitku.
Awwww...!” aku sedikit menyengir.
Peh itu artinya ayo atau bisa juga cepat, Frey. Paham? Buruan ikut aku ke rumah Windy!”
Aku yang masih bingung dengan cepat menuruti perintah Tika. Sedikit lucu memang, disini banyak kutemukan kosakata yang sepertinya asing ditelingaku. Hahaha.. Biarlah pembiasaan diriku mengalir seperti air.
.___.
“Hai Win, Budak Jogja ni takterti aku katakan Peh. Pening palaku ngomong Bahasa Indonesia.” Nada kesal menyelimuti mimi wajah Tika.
“Haha... Maklum bae la, diyok takterti bahasa kito. Kito ajari diyok bae.” Windy masih cengengesan.
Aku yang dari tadi mlongo mendengarkan mereka berbicara hanya bisa ikut nyengar-nyengir sendiri. Entahlah, aku menagnggap ini sebuah lelucon belaka. Atau akunya saja yang bodoh tak mengerti mereka berbicara apa.
Aku dan Tika dipersilahkan masuk, disini aku disuguhi makanan khas kota yang cukup besar ini. Sebut saja itu pempek, pasti kalian sudah banyak yang tahu aku sedang ada di mana. Tapi sebenarnya aku berada di pinggir dari kota besar itu. Sebut saja itu sebuah kabupaten. Yaaa kabupaten.
“Kamu Freya ya? Salam kenal, aku Windy.”
“Iya, salam kenal juga ya.” kami saling berjabat tangan.
“Mau aku ajarin lagu daerah sini nggak, Frey?” tanya Windy kepadaku.
Aku hanya menganggukkan kepala sembari Windy memutar lagu yang berjudul keceboran. Aku tak mengerti arti dari lagu yang ia ajarkan. Dengan penuh ketelatenan, ia mengartikan baris demi baris dari lagu tersebut.
Sang fajar mulai menyelinap pergi, pertandakan aku dan Tika untuk segera pulang. Tak pacak (tidak baik) katanya kalau anak perempuan belum pulang padahal sudah petang. Hal yang sama dan membuatku merindukan kotaku. Hei! Bukankah baru sehari aku meninggalkannya? Mari beradaptasi dengan kota baru ini!
-___-
Seperti kalimat-kalimat klise yang sering aku dengarkan, waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa sudah seminggu aku meninggalkan kotaku dan hidup di kota yang baru. Selama seminggu ini aku belajar banyak hal. Belajar menghargai berbagai perbedaan yang ada di Nusantara. Perbedaan yang membuatku semakin kaya akan pengetahuan dan jiwa toleransi.
“Hari ini ada tanding basket Frey, kalau bisa kamu dan kawan budak Jogja ikut lihat kami ya.” pinta seorang teman kami yang nampaknya jago sekali bermain basket.
“Oke deh Reza, nanti aku dan temen-temen dari Jogja bakalan dukung tim kalian deh.”

Pertandingan yang ditunggu itupun dimulai. Tim sekolah baruku melawan sekolah yang tidak dapat diragukan kehebatannya. Jujur, aku yang sedikit tomboy ini senang sekali melihat pertandingan basket. Ditambah aku sering ikut menjadi supporter di sekolahku sana. Kami sedikit membuat kehebohan disini. Bersorak-sorak semau kami untuk menyemangati tim basket. Betapa senangnya kala itu. Berasama teman-teman baru yang amat mengasyikkan. Dan pengorbanan kali tidak sia-sia. Tim basket sekolah memenangkan pertandingan kala itu.
-___-
Benar-benar waktu berjalan sangat cepat. Sepertinya baru kemarin aku meninggalkan kota kelahiranku. Namun esok, aku harus kembali lagi ke sana.
Hari perpisahanpun datang. Gundah gulana menyelimuti hatiku. Aku yang baru saja menikmati kehidupan baruku seakan terbangunkan dari tidur panjang. Aku harus kembali kerutinitasku yang dahulu. Walau hati ini memberontak, apalah daya. Sudah begitu banyak hal dan kenangan di kota baruku ini. Enggan rasanya aku tuk pergi dari sini.
“Mungkin ada yang ingin disampaikan kepada teman-teman?” tanya Bapak Firman selaku Kepala sekolah.
“Freya?” beliau memintaku untuk mewakili teman-teman mengungkapkan beberapa patah kata.
“Sebelumnya, terimakasih aku sampaikan kepada kalian teman-temanku. Mungkin pertemuan kita memang sangat singkat. Tapi, aku harap kita akan selalu bersilaturahmi. Terimakasih telah mau menerima kami di sini. Telah mengajarkan kami akan arti perbedaan dan keberagaman. Jujur, banyak hal yang berbeda diantara kita. Mulai dari adat, bahasa, hingga warna kulit kita. Namun itu semua tak menjadi pengahalang untuk saling belajar. Maaf apabila selama beberapa hari kami disini kami memiliki kesalahan yang kami sengaja ataupun tidak. Sekali lagi kuucapkan terimakasih.” tak terasa peluhku menetes.
Ternyata bukan hanya aku saja, banyak pula peluh-peluh yang menetes dari mata indah yang Sang Khalik ciptakan.
-­­­___-
Langkahku semakin jauh meninggalkan kota yang baru saja mengenalkanku akan keberagaman dan perbedaan. Terimakasih untuk kalian yang telah mengajarkanku banyak hal. Dan sejatinya perbedaan pun terbukti berguna selama masih ada toleransi. Selain itu, perbedaan membuat hidup kita semakin berwarna.
Aku harus pergi sekarang. ..

Sunday, December 2, 2012

surat untuk Uti #3


Setahun yang lalu,

Tak terasa raga dan jiwamu meninggalkan kami setahun lalu. Tak terasa senyum manismu tlah terkubur besama raga lemahmu. Tak dapat  kudengar kembali petuh-petuah hidup yang biasanya kau ucapkan.

Tuhan...... berikanlah tempat yang mulia di sisi-Mu. Agar senyumnya dapat terus mengembang Tuhan. Ampuni dosanya Tuhan, beliau orang yang sangat baik bagiku. Seseoarang yang selalu mendengar keluh kesahku, membantuku, mengayomiku, bahkan beliau pula yang mendidikku menjadi wanita tegar saat ini Tuhan.

Selamat jalan Uti, terimakasih atas kasih sayangmu yang telah kau beri kepada kami anak-menantu-dan cucumu. Tenanglah disana bersama jiwa-jiwa yang bahagia pula. Kami disini selalu mendoakanmu =)

021211-0212012
Salam rindu,
cucu ternakalmu

Saturday, December 1, 2012

unforgettable moments

ini pas kondangan, aku salah kostum cuma pakek kolor batik

bebakaran malam terakhir di sana, di rmh dea (my hostfam)

di lobby sekolah

nindy, tian, aku, taqin

rara sama aku


at knock down, aku, nindy, nadiya, putri

putri, aku, rara, nindy

untuk Kalian, t e r i m a k a s i h =)



Hati ini terasa berat serasi dengan beratnya langkah pesawat yang aku tumpangi. Enggan rasanya untuk meninggalkan Kalian dari Bumi Sriwijaya. Bumi dimana mengajarkanku banyak hal. Belajar menjalani hidup di kota orang dengan cara sesederhana mungkin. Bumi Caram Seguguk, masih di dalam kawasan Bumi Sriwijaya. Tempat dimana kenangan-kenangan indah selama dua minggu itu terukir. Terpatri bersama rintik hujan yang terserap dalam tanah.

Tak terasa peluh menetes menemani ketermenunganku. Pasawat ini membawaku semakin menjauh dari bumi yang penuh akan kenangan. Meski singkat, namun aku tak akan pernah bisa melupakannya. Tinggi, tinggi, jauh, jauh, dan semakin menghilang. Tampak jelas putihnya awan menyelimuti kaca jendela pesawat menggantikan hamparan hijaunya Bumi Sriwijaya.

SMA Negeri 1 Tanjung Batu, sekolah yang jauh berbeda dengan sekolahku saat ini. Sekolah dengan lapangan sederhana, tanpa kipas maupun AC, tanpa aula, tanpa LCD dan masih banyak perbedaan yang aku temukan di sana. Namun tak mengapa bagiku. Menuntut sebuah ilmu dan mencari pengalaman tidak harus pada sebuah tempat yang mewah. Cukup pada tempat yang membuatku merasakan indahnya kebersamaan, toleransi, persahabatan, dan arti akan kebahagian. Tak ada kata senioritas-junioritas kala itu, semuanya membaur menjadi satu kesatuan. Menjadi sebuah keluarga baruku di sekolah yang baru pula.

Kalian. Teman, sahabat, dan saudara baruku. Bukan masalah seberapa lama kita saling mengenal, namun seberapa berartinya kalian mulai saat itu bagiku. Memang sangat singkat pertemuan kita. Dua minggu kala itu kalianlah yang aku punya di Bumi Caram Seguguk. Kalianlah bintang yang membuatku semangat menjalani hari-hariku disana. Membuatku berhenti mengeluh akan jauhnya perbedaan dengan apa yang biasannya ada dalam hidupku.

Kita berbeda. Yaaa kita memiliki banyak perbedaan, mulai dari bahasa, sifat, cara penampilan berpakaian, dan masih banyak yang lain. Tapi yang harus kalian tahu, kalianlah yang mengajariku akan arti keberagaman. Perbedaan yang kita miliki terasa indah kala itu. Aku merasa bahagia menjadi berbeda di tengah kaum mayoritas seperti kalian.

Kalian mengajariku banyak arti. Mengajarkanku arti kedewasaan, kemandirian, dan mengajarkanku akan arti persaudaraan. Kita memang tak terlahir sedarah, namun jiwaku-jiwamu terasa semakin menyatu dengan keakraban yang kita jalin. Sama-sama mau belajar akan perbedaan yang kita miliki. Sama-sama bertoleransi akan banyak hal yang berbeda pula.

Terimakasih, terimakasih, dan terimakasih. Kata yang tak henti-hentinya dapat aku ucapkan pada kalian, teman, saudara baru, sekolah baru, Bumi Caram Seguguk, dan Bumi Sriwijaya. Kata terimakasih tak sebanding dengan pengalaman berharga dan kenangan indah yang aku dapatkan bersama kalian. Yakinlah, suatu saat nanti kita akan bisa bertemu kembali. Entah kapan, namun aku yakin akan hal itu. Maaf jika selama dua minggu kala itu, Aku, Nadiya, Nindy, dan Putri memiliki banyak kesalahan.

Untuk kalian (Rara, Dea,Taqin,Tian, Wiwik, Tia, Nana, Neng, Barika, Andri, Farid, Pak Fir, Ayuk Rara, Pak Marhen, Farhan, Kak Andrian, Reti, Amar, Amran, IPA 2, SMANSA TABA, dan kalian yang tidak bisa aku sebutkan) Satu hal penting adalah, kalian tidak akan mungkin aku lupakan. Semoga hubungan silaturahmi ini tetap terjalin, terimakasih, terimakasih dan terimakasih. =)

Dengan rindu dari hati yang  paling dalam,
Bibah

Tuesday, September 25, 2012

aku kini

aku kini
kau kini
kita tlah berbeda....

aku kini
kau kini
tlah memiliki jalan masing-masing...

aku kini
kau kini
tak setujuan lagi......

aku kini
kau kini
hanya sebatas mimpi....

Sunday, August 19, 2012

Surat Untuk Uti (2)

Kubasuh beberapa bagian tubuhku dengan aliran air yang dingin. Ditemani alunan gema takbir kala itu. Pertanda hari kemenangan esok telah tiba. Tak terasa sebulan lamanya belajar mengendalikan hawa nafsu. Tak terasa kini telah ada di penghujungnya. Namun ada yang kurang, ada yang berbeda, ada yang tertinggal..............

Hallo Uti, apa kabar? Uti lagi ngerayain malam takbiran di surga kan? Berkumpul dengan orang-orang yang dirahmati Allah. Malam itu 18 Agustus 2012, alunan gema takbir pertama dikumandangkan seusai sholat Magrib. Tanpa terasa buliran airmenetes dari mataku. Bagaimana tidak? Lebaran kali ini terasa berbeda sekali. Aku kangen Uti.........

Namun, apa daya. Raga ini sudah tak bernyawa. Dunia kita tlah berbeda. Dimensi kita tlah berbeda. Haruskah aku memberontak? Sudah kucoba, namun nihil yang aku terima. Takdir sudah berbicara dan kita harus tetap melangkah...........

Buka bersama.
Seperti tradisi yang sudah-sudah, kami sekeluarga besar melakukan buka bersama untuk yang terakhir kalinya. Aku tahu, saat itu Uti ada di tengah-tengah kami. Aku bisa merasakannya. Uti tersenyum di bawah tangga dekat dengan bunga sedap malam. Yaa aku tahu itu. Terimakasih Uti, Uti masih selalu bersama kami.

Mungkin bunga yang kukirimkan tadi pagi belum bisa mengobati rasa rinduku terhadap sosokmu. Rasa rindu terhadap kenangan-kenangan mahal yang tak dapat terulang.....

Benar apa yang kukatakan sebelumnya, Iktikaf tahun ini berbeda 360 derajat. Betapa tidak? Aku, Mama, Kakung, dan Uti selalu berangkat bersama. Duduk memohon kepada Sang pemberi hidup bersama. Namun sekarang? Aku, Mama, Kakun, dan Masku berangkat bersama tanpa uti. Sungguh rasa yang berda Uti.

Hari yang ditunggu tlah tiba. Gema takbir untuk terakhir kalinya tlah usai terdengar....

Solat Ied.
Masih ingat dalam memori otakku. Setiap solat Ied aku selalu bersebelahan dengan Uti. Uti ingat? Lalu sungkem dangan ayah, mama, kakak dan dilanjutkan denan Uti dan Kakaung.

Hari ini.
Pengalaman pertamaku melihat Kakung meneteskan air mata. Beliau sendiri berkata bahwa beliau teringat dengan Uti. Uti, apakah Uti juga merasakan hal yang sama dengan kami di sini? Uti, sungguh bereda rasanya tahun ini Uti. Kami sayang dan rindu denganmu. Tenanglah di sana Uti, dan jangan lupa mengunjungi kami. Aku yakin itu.

salam rindu dari cucumu,
bibah

Wednesday, August 1, 2012

cerpen!

Edelweis Terindah
oleh: Nurroh Habibah

Siang itu, ketika aku sedang menghabiskan sebagian waktuku di taman sekolah. Membaca sebuah novel fiksi dan masih setia berimajinasi dengan sajak-sajak di dalamnya.

Entah mengapa hari-hari yang kualami kini seperti sandiwara, sedikit berperan sebagai putri dan terkadang menjadi upik abu. Tapi ini lah hidup. Kita hanyalah lakon di dalamnya, dan Tuhan-lah sang peroduser terhebat di dunia yang sekaligus merangkap menjadi penulis naskahnya.

Tiba-tiba saja seseorang datang menghampiriku. Entah siapa dia, mataku masih saja tertunduk dan terlelap dalam lautan sajak-sajak dalam novel.

"Hai, Fa.."

Suara yang tidak asing ditelingaku, dan memang benar. Dia.

"Hari Re, kok kamu disini? bukannyaa........"
"Iya hehe. Untuk terakhir kalinya sebelum aku berangkat mendaki. Kusempatkan untuk menemuimu."

Lagi-lagi, yaaah bukan hanya kata 'lagi' saking sebegitu seringnya ia mengagetkanku dengan gombalannya. Aku dan Reza memang sudah akrab sejak setahun yang lalu. Perkenalan kami memang tidak terduga. Kami berkenalan ketika kami menjadi panitia salah satu event di sekolah. Sejak saat itu, intensitas kami untuk bertemu dan bercengkerama semakin sering. Banyak sekali orang 'awam' megira kami berpacaran. Walau kenyataan mengatakan bahwa kami hanya sebatas teman.
Aku sedikit termenung.

"Faaa!!! Haloooo Zifaaa?" sambil menaik-turunkan tangan dihadapanku
"Eh iyaa Re, nanti aku smsin jadwalnya deh. Sip deh." tidak sadar dan tidak memperhatikan
"Lhoh? Fa? siapa yang minta jadwal? Makanya kalau lagi ngobrol janagan ditinggal bengong."

Aku masih membisu dihadapannya. Entah apa yang sedang bergulir di syaraf motorikku.

"Yaudah deh Fa, aku pamit yaaa. Udah ditunggu anak pecinta alam yang lainnya. Jangan kangen lhoo."
"Oh, oke lah. Idih? Siapa juga yang kangen?"
"Hehe, bercanda Faa. Kalik aja kamu kangen sama smsku. Soalnya selama 2hari kedepan aku mendaki enggak bawa hp."
"Owalah gitu. Nggak bakal kangen sih yaaa. Heheh. Yaudah sana buruan berangkat."

Akhirnya Reza pun mulai menghilang dari tatapan mataku. Dan kini aku hanya bisa terdiam dan berfikir. Apa yang akan ku lakukan 2 hari kedepan?

._______.

Hari ini, tepat 3 hari anak-anak pecinta alam pergi mendaki gunung. Semestinya mereka sudah datang beberapa menit yang lalu. Kini waktu menunjukkan pukul 15.45, meleset dari perkiraan Fafa (anak pecinta alam) yang mengabariku lewat ponselnya.

Sedikit heran, megapa aku harus berdiri disini menunggu? Mengapa? Apa alasanku untuk menunggu? Apakah harus aku yang menjemput Reza? Dan mengapa aku begitu bersemangat untuk bertemu? Rasanya seperti reunian teman TK saja. Mengapa?

Belum sempat aku menjawab pertanyaan dari dalam diriku, bus yang membawa anak-anak pecinta alam terlihat di depan lamunan mataku. Semua siswa turun perlahan mengemasi barang bawaannya. Jaket merah, celana jeans, sepatu boots, dan harum parfum ini. Seperti telah terekam dalam memoriku. Dan benar saja, Reza datang menghampiriku dengan senyum melankolisnya.

Sedikit kubantu ia mengemasi barang bawaannya. Hingga akhirnya aku dibawanya di bawah pohon pojok taman 'seribu bunga' belakang sekolah. Tak mengerti apa yang akan ia lakukan. Kini jantungku berdisco tak harmonis.

"Senang bertemu denganmu kembali Fa, terimalah." Sambil membriku pot berisikan setangkai bunga yang tidak asing bagiku. Belum sempat aku bertanya, ia sudah menjelaskannya kepadaku.
"Ini adalah bunga edelweis, bunga yang sengaja aku petik dari ketinggian sana. Tak perlu repot-repot menyiramnya. Bunga ini tahan banting. Oleh karena itu sering disebut bunga keabadian"

Lagi-lagi aku hanya bisa membisu. Bunga keabadian? Sepertinya aku pernah melihatnya di buku tentang bunga. Bukannya ini bunga yang disebut-sebut perlambangan cinta? Lalu, apa maksud Reza memberikannya kepadaku? Aku sedikit ragu dan ingin bertanya.

"Re... ngapain kamu ndaki gunung terus ambil bunga ini yang ujung-ujungnya kamu kasih e aku?
"Selama beberapa hari aku mendaki, hamparan luas bunga ini yang aku lihat. Mengingatkanku kepadamu. Orang yang sepesial untukku."
"Maksudnya Re? Aku tetep enggak ngerti."
"Maafkan aku Fa, aku terlalu pengecut untuk mengungkapkan ini. Dan kini kau pun mendesak. ummm... Baiklah, Maaf aku telah lancang mencintaimu dalam diam. Maaf."

Hening....... Aku tak tau harus bangaimana. Watu semakin senja dan kami pun pulang ke rumah dalam diam. Dalam kecanggungan yang amat dalam. Kuamati kembali bunga indah yang aku taruh di dekat jendela kamar. Cantik, dan penuh pengorbanan untuk mengambilnya.

Trimakasih, terimakasih Reza. Terimakasih telah mengakui hal itu. Terimakasih sudah mau mencintaiku dalam diammu. Mungkin ini jawaban dari pertanyaan dalam diriku. Bahwa sesungguhnya aku pun merasakan hal yang sama. Hal yang menyeruak secara tidak sengaja, meyusup dalam persahabatan kita. Cinta....... Terimakasih untuk bunga abadi ini.

Edelweis terindah dalam hidupku. Terimakasih...♥

Friday, July 27, 2012

surat untuk uti

Hallo Uti :) apa kabar? Aku yakin uti sudah tenang di surganya Allah kan? Yaa aku harap begitu,

Uti lagi apa? Aku kangen Uti :'( kaaaaaangeeeeen banget sama Uti. Kemarin sebelum puasa aku ke makam Uti, dan ternyata sebelumnya ada yg ke sana juga. Aku doain Uti terus, aku kangeeeen Uti.

Aku nulis ini sambil netesin air mata. Nggk tau kenapa tiap lagi ada masalah aku langsung keinget sama Uti. Uti yg selalu nyemangatin aku, yang selalu dengerin keluh-kesahku, yang selalu mbelain aku kalo yg lain bilang aku salah, yang selalu bisa bikin aku berhenti nangis.

Uti inget, yaa waktu itu. Waktu aku masih awal masuk SMA. Tiap  hari aku nangis di depan Uti cuma gara" aku blm bisa adaptasi sama situasi di SMA. Terus Uti yg nyemangatin aku supaya bisa ngelewatin masa-masa itu. Uti inget? Waktu ayah sama mama berantem hebat? Aku leri ke rumah Uti, nangis di depan Uti yang saat itu aku tau pasti lagi kesakitan ngelawan kangker yg menggerogoti tubuh Uti. Tapi Uti tetep nyemangatin aku dan bikin aku bertahan sampai sekarang?

Terkadang aku iri sama Uti, Allah kasih cobaan sakit yg berat banget Uti tetep bisa senyum di depanku. Aku iri banget Uti. Aku ngerasa aku lemah banget cuma gara-gara masalah sepele aku nangis di depan Uti.

Aku kangeeeeeeeeeeeeeeeeeen Uti, kangen dimarahin, kangen disuruh jagain toko, kangen nemenin tidur Uti kalo Kakung lagi dines di Jakarta. Aku kangen sosok yg tegar yg selalu bisa buat aku ngerasa semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Sosok yg selalu ajarin aku buat inget sama Allah, buat minta apapun itu sama Allah.

Ya Allah.............. ampuni dia, lapangkanlah kuburnya, berikanlah dia tempat yang indah di sisi-Mu. Aku mohon yaa Allah.

Uti, sekarang kalo ada masalah aku cuma bisa cerita ke Allah. Nangis sama Allah, tapi aku butuh sosok yg bisa nguatin aku kayak Uti. Sekarang tiap ayah sama mama berantem hebat aku cuma bisa nangis, lari ke rumah Uti dan baru sadar kalau Uti udah ngk ada di kamar Uti lagi.

Aku inget, waktu itu ujian Matematika, Hari Jumat 2 desember 2011. Aku ngk konsen ngerjain soal, keluar nomer pertama dan langsung pulang duluan. Sampai rumah, bendera putih udh ada. Orang-orang udah pada dateng, dan aku? turun dari motor nangis liat Uti udah ninggalin aku.

Cuma aku yg enggak liat Uti pergi dengan tenang, cuma aku :'( Kenapa Uti nggk nunggu aku pulang dulu? Aku nyesel banget saat itu Uti.

Inget tiap Uti dirawat di JIH cuma aku yg dicariin Uti. Inget semua budhe-pakdhe bialng aku terus yg sering disebuut sama Uti.

Uti, sekarang aku lagi menghadapi masalah yg aku rasa enggak sebesar dulu. Tapi aku gugup Uti, aku butuh temen buat ngejalanin itu semua. Aku kangen Uti :'(

Ramadhan kali ini itu beda banget, dulu tiap tarawih sama subuhan yg ada di sebelahku cuma Uti. Walaupun Uti solatnya harus pakek Kursi tapi Uti tetep usaha buat ke mesjid. Waktu ikhtikaf di mesjid juga aku, mama, sama uti. Enggak tau besok :'(

Uti................. aku kangen banget sama Uti :'( Maaf aku udah ngelanggar janji baut enggak terus-terusan nangis tiap ada masalah. Aku udah ngelanggar itu, maaf Uti.
Ya Allah, kuatkanlah hamba-Mu ini Yaaa Allah. Aku yakin Uti tetep doain aku di Surga, aku juga tetep doain Uti dari sini.

Salam rindu dari cucumu,
Bibah

Saturday, July 21, 2012

Lomba Karnaval Song-Song Ramadhan 1433 H

Nah, ini hasil foto"nya waktu Festival Ramadhan Ceria Karnaval Song-Song Ramadhan 1433H di Warungboto, Yogyakarta. diadakan tgl 15 Juli 2012 kemarin. Event ini event pertamakalinya untuk menyambut bulan Ramadhan di kampung Warungboto (desa wisata WARTO) Yogyakarta, tapi... dipostingan awal dulu aku juga pernah nge share foto" karnaval. Bedanya karaval yg dulu itu masuknya ke Kirab budaya, jadi diadakannya untuk ikut memperingati HUT Kota Yogyakarta. Sedangkan yg kali ini diadakan dalam rangka menyambut bulan ramadhan.

Ini adalah salah satu cara untuk mempertahankan budaya kreatifitas dan juga sarana untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah di Kampung Warungboto yang mayoritas menganut agama Islam.Untuk event perdana ini dislenggarakan oleh para pemuda-pemudi RW 09 Warungboto atau lebih dikenal dengan PRISMA (Persatuan Remaja Masjid Darul Husna) dibantu para sponsor dan tentunya warga RW 09 Warungboto, Yogyakarta. Aku termasuk anggota PRISMA lhooo *njut ngopo* :p . Aku jadi MCnya lhooo *mahngopo* :p.

Harapannya, acara ini tetep bisa berlangsung, jadi nantu judulnya "karnaval Song-song Ramadhan 1434 H #2" AMIN :) okeee mari kita lihat beberapa fotonya, itu hasil karya Mas Gham boel. tadinya aku mau upload yg hasilnya Mas Dian. Tapi kok masih polos belum di utak-atik. Jadilah yg ini yg aku postingkan. cekidoooooooooooooooooot..............


aku lupa ini kafilah yg mana -_-


aku lupa lagi -_-"


nah, ini dari mahasiswa Riau yg asramanya di kawasan Kampung Warungboto,Yogyakarta


nah aku lupa lagi -_-" *aduh


kalau ngk salah ini kafilah Rismuja atau Rismata, aku bingung. yaa diantara itu laah
"poso ngilangake dosa" artinya "puasa menghilangkan dosa"


nah, ini mbak-mbak mahasiswa yg Riau tadi


ini Ibu-ibu RT 31-32 kalau ngk salah


nah ini dia, adek-adek dari Gema Nurul Jannah (GNJ) Warubgboto, para anggota Masjid
Dari Husna. Salah satu didikan PRISMA :)


ini anggota izbul Waton (HW) mereka sebagai pembuka di acara tersebut


nah, ini bu-ibu yg tadi jugak. smaa kayak yg di atas


aku ngk tau pasti ini kafilah mana, kayaknya sih RT 38 apa yaa? *lupa

oh yaaa, karnaval ini dolombakan. Walaupun prioritas utamanya bukan memenangkan hadiah, tapi di prioritaskan untuk menyambut bulan ramadhan 1433H. Juara 1-4 mendapat piala dan seekor Ayam. Sedangkan juara 5-7 mendapat seekor ayam saja. oke, sampai disini saya sharing tentang Karnaval Song-Song Ramadhan 1433H di Kampung Warungboto. Semoga tahun depan ada lagi yaaa. AMIN :)


Wednesday, July 18, 2012

surat c i n t a ?

Untukmu yang selalu ku lihat...

Hai, apa kabar? Apakah kamu bosan mengetahui bahwa aku memperhatikanmu? Kurasa kau tetap tau walau seribu satu cara ku coba untuk mengelak. Beberapa hari ini memang sangat membosankan mungkin bagimu, mengetahuiku mengagumimu. Mengetahuiku mengamati semua gerak-gerikmu. Namun berbeda bagiku, aku begitu menikmati seluruh proses ini. Proses dimana aku harus bersabar.

Sedang apa kah kau gerangan? Menikmati harum khas tanah di malam ini. Dingin menusuk tulangmu tidakkah cukup untuk menggambarkan perasaanku sekarang? Atau kau sedang berkebingungan memikirkanku yang selalu mengusik kehidupanmu? Sebenarnya bukan mengusik, aku peduli. Yaa aku peduli. Hanya saja aku terlalu tolol untuk mengekspresikannya. Dan yang keluar hanyalah hal bodoh yang selama ini kau lihat dan membuatmu menganggapku tolol.

Untukmu, pria yang memiliki senyum melankolis....

Aku sudah paham dengan perasaanku saat ini. Namun, aku masih sedikit menggeleng kita ditanya apakah perasaanku ini benar-benar cinta? Yang aku tau adalah, rasa ini tumbuh lebih cepat dari yang aku duga. Dan kini masih bertahan selama ini. Mungkin kau memang tidak percaya. Namun, aku merasakannya.

Sudahlah, bagiku melihat senyum manismu itu sudah luar biasa. Walaupun aku tahu senyum yang kau torehkan itu bukan untukku. Aku tahu itu. Tatapan matamu tidak megarah ke parasku yang sebenarnya tak terlihat di kelopak mata indahmu. Tapi aku tak menyesal, aku mencintaimu tulus.

Pria yang selalu bisa membuat syaraf dalam otakku bermelodi cinta....

Mungkin aku terlalu dan terkesan menggombal. Tapi sekali lagi aku tegaskan, aku tulus. Aku jujur mencintaimu apa adanya. Tak peduli kau terlahir dan berasal dari mana. Tak peduli seberapa dekat jarak antara kita setiap harinya. Tak peduli kau adalah teman dari beberapa sahabatku. Aku tak peduli.

Kau tau? Entah mengapa hanya kau yang sanggup membuat jantungku berdegup kencang saat bersamamu. Kau tau? Hanya kau yang mampu mematikan syaraf rasa maluku dan berusaha menjadi orang yg berbeda di depanmu. Hanya kau yang mampu bermelodi di mimpi-mimpiku. Semangatmu, ........

Kau bukan zat, buakn unsur, bukan oksigen, air, maupun udara. Bukan obat bius yang selalu bisa mematikan beberapa saat syarafku. Tapi kau adalah KAU, dirimu, pria yang sanggup membuatku sedikit merasa nyaman. Kau hebat, kau............ Aku terlalu bingung untuk mengungkapkannya. Dan aku sudah terlampau naif tentang hal ini. Maaf,...


Dari:
Penggemar setiamu yang terlalu naif dan pengecut di hadapanmu



p.s : yg aku tulis bukan selalu kisahku, yg kalian baca bisa jadi kisah asliku

Monday, July 16, 2012

First day-not too bad. just try to enjoy with my new family


Ngk kerasa, yaaa hari ini 16-07-12 sekolah udah masuk. Dan seperti biasa, upacara bendera dilakukan. Aku terbangun pukul 04.40 setelah alarmku berdering mengagetkan. Kusempatkan untuk bangkit dari tempat tidur. Menyembah Sang Pemberi Hidup, memohon agar dilancarkan segara urusan hari ini.

Pukul 04.57, handphoneku berdering kembali. Buakan karena alarm, melainkan telfon dari temanku yg sebelumnya berjanji membangunkanku. Haha...... sengaja aku reject, lalu aku tulis pesan singkat untuknya yang berisikan bahwa aku sudah terbangun dan mengucap terimakasih karena telah mau membangunkanku.

Aku bergegas mandi dan sarapan. Entah kenapa aku begitu excited untuk pergi ke sekolah pagi tadi. Sedikit merasa canggung memarkirkan motor di parkiran anak kelas XI. Kalau boleh jujur, lebih enak dan lebih luas parkiran anak kelas X. Tapi, yaa memang begitu aturannya.


Kini aku duduk di kelas XI IPA 1. Mulai dari perjalanan ke sekolah, yang ada di benakku hanyalah “Aku berharap cepat bisa beradaptasi dengan teman baruku”.

Memarkir motor, masih terlihat sepi memang. Menuju koridor kelas XII hingga akhirnya aku menaiki tangga menuju koridor kelas XI. Suasana yg berbeda memang. Kelasku XI IPA 1, terletak di unjung dari koridor kelas XI lainnya. Dibalik toilet siswa. Sedikit terisolir dengan yg lain. Jika keluar kelas yg pertama kali dilihat adalah pemandangan koridoar anak kelas X. Wajah-wajah Delayota’015 yang masih menggunakan seragam SMP.

1-2-3-4 anak mulai berdatangan memasuki kelas. Sedikit mulai berbincang dengan mereka yg akan menjadi temanku sethun yg akan datang. Dan lagi-lagi gumaman yg sama keluar dari mulut mereka. Sedikit menyesali posisi kelas kami. Sedikit cerita, seharusnya kelas kami berada di koridor yg ditempati anak kelas X. Namun sedikit perubahan, koridor kelas XI yang sekarang sebenarnya koridor kelas X kami yg lalu. Tidak merasa perubahan view. Namun khusus kela XI Ipa 1 sangat berbeda. Terpisahkan oleh toilet.


Bagaimana kesan pertamaku menjadi siswa kelas XI IPA 1?..........


Entahlah, ini hanya perasaanku atau bagaimana. Aku merasakan kembali kecangguganku seperti halnya dulu masuk eklas XD. Tapi, ini berbeda......... aku merasakan feel baru. Aku merasakan sendiri di situ. Berkali-kali kucoba mengalihkan pikiran negatif ini. Tapi apa daya. Mengunjungi teman lama di koridor kelas XI. Bertemu dengan sahabatku Hani. Dia pasti mengerti dengan sikapku hari ini. Belum terbiasa..


Hani, aku sekelas dari kelas MOS sampai kelas XD. 6bulan pertama di kelas XD aku habiskan duduk sebangku dengan dia. Bukan rasa bosan yg ku dapat. Melainkan rasa klop ketika pelajaran dan candaan. Hal aneh kita lakukan bareng-bareng. Bolos bareng juga pernah.

Sedangkan sahabatku yang satunya masih di Jakarta, pesawatnya delay gitu. Namanya Ocha, entah apa yg membuat kita deket. Padahal dulu awal gitu aku malah ngk kenal sama dia.

Belum ada pelajaran di hari ini. Hanya perkenalan dengan wali kelas maisng-masing. XI IPA 1 wali kelasnya Pak Aji. Kata kakakkelasku sih enak. Dan itu timbul di kesan pertama bertemu. Beliau sekaligus guru Fisika kelas XI. Beliau berkata bahwa “Kelas XI adalah jaman kejayaan, masa paling indah di SMA. Masa dimana kalian menjadi diri kalian sendiri”


Sedikit menggelitik dengan kata-kata klise dan klasik itu. Tapi aku rasa benar, sudah kubuang masa-masa indahku kelas X dulu. Kurang aktif kepanitiaan, Cuma ikuta panitia try out sama jaga pas platinum. Lalu aku berfikir, ini saatnya aku menjadi diriku sendiri. Aku  yang aktif di segala kegiatan, di rumah, di smp. Yaa ampun, betapa bodohnya aku ini.


Tapi, aku sedikit dilema. Aku harus tetap belajar keras buat masuk jalur undangan thn 2014 besok. Dan ini awal dari semua itu. Aku bingung.


Aku hanya berharap ingin segera dapat beradaptasi dengan teman baruku ini. Aku ingin merasakan klopnya adi anak SMA. Nakalnya anak SMA. Aku ingin aku merasakan feel seperti di SMP dulu. Pulang sore hari hanya untuk bernyanyi dan ngobrol di kantin. Merasakan bahwa sekolah adalah rumah keduaku. Aku hanya ingin merasakan itu kembali di SMA ini.

  
Masih inget kata-katanya waktu awal masuk SMA kemarin “Memang begitu dek, perlu proses. Nanti lama-lama juga pasti terbiasa dan akrab” terbukti di kelas XD dulu. Dan aku hanya berharap agar itu cepat terjadi sekarang :)


Love- XI IPA 1 :)

Sunday, June 17, 2012

they's eyes, sang pengamat, and haters

"Sebenarnya haters itu adalah salah satu penggemar yang menyayangi kita, hanya saja dengan cara yang menyakitkan."


aku setuju sekali dengan kalimat tersebut. kalimat yang tidak sengaja kutemukan di blog INI . kalimat yang cocok buat para hatersku, atau aku? mereka itu membencimu karena mereka sebenarnya memperhatikanmu. pernah terpikir sahabatmu biasa aja, tapi orang lain yang bilang bla-bla-bla. sungguh membuktikan seberapa perhatiannya mereka kepada kita, namun dengan cara yang menyakitkan. yaaa, mereka mencari cara baru untuk menunjukkan rasa sayang mereka kepada kita. atau mereka malu untuk terang-terangan berkata dan menunjukkannya. maka mereka lebih memilih hal itu. terimakasih wahai para haters, kuberikan apresiasiku kepadamu. terimakasih telah membuat aku semakin baik, dan terimakasih membuatku semakin tegar.




  
"Melukai adalah salah satu bentuk rasa sayang yang berlebihan. Jangan pikir aku akan melakukan hal yan serupa kamu lakukan, membencimu. Tentu saja barisan doaku untukmu, sebab yang selalu kamu rendahkan akan menjadi yang paling kamu pedulikan. Karena semakin hebat kamu membenciku, maka semakin mudah aku tersenyum untukmu. "


yaaa, beci aku. ku ulang, benci aku!! benci aku semaumu. kau menilaiku, dan kucoba untuk berubah. namun, perubahanku tidak seperti yang kau inginkan. tentusaja.... karna prinsip kita berbeda. yang penting aku sudah mencoba. tidak seperti yang kau harapkan? oh... ironi. buang saja aku. tak apa, lebih baik aku kehilangan daripada aku berubah bukan menjadi diriku sendiri. kutegaskan sekali lagi, aku sudah berusaha.


"Celaanmu hanya membuat jantungku makin berdegup lebih kuat. Kamu membuat kakiku melangkah dengan loncatan yang jauh lebih tinggi."


kau membuatku lebih tegar, membuatku lebih kuat. terimakasih. lalu, apa motifmu membenciku? sikapku? yaaa mungkin, tapi kusarankan kau baca paragraf yang diatas lagi. apa lagi? karena sesuatu yang aku punya? atau sesuatu yang sedang bersamaku? atau karena kau ingin aku pergi jauh dari kehidupanmu? tak masalah, tapi terkadang kau menyembunyikan alasanmu itu dengan kata 'yaaa ngk suka aja'. aku pun kadang seperti itu.





membenci, memang susah untuk dijelaskan. akupun pernah mengalaminya. tapi, kutegaskan sekalilagi. Terimakasih untuk para pembenci, kalian membuaku (khususnya) semakin kuat, semakin berbenah, dan semakin hebat. satu hal, 'jangan berlebihan'

Sunday, May 27, 2012

sesederhana itu kah?

sederhana
yap.........
sebenarnya sederhana,
sesederhana ketika kita menguncapkan huruf 'a'..
coba lakukan..

memang sederhana, tapi jika sekilas terlihat rumit
serumit mencari jarum di atas tumpukan jerami
serumit menegakkan benang basah

analogikan saja.. bisa kah?
atau pikiran kalian tidak bisa mengurai stiap arti di dalamnya?
analogikan saja... bisa kah?
atau kalian terlalu sibuk untuk sekedar mencoba

lihat! ku tekankan lagi.. lihat!!
amati, uraikan satu-per satu
sederhana bukan?

tapi kalian sudah terlanjur berkata 'tidak'
sudah terlanjur untuk berkata 'tak mampu'

tidak ada hal yang rumit
sebenarnya sederhana
hanya saja kita terlalu overthinking

overthinking yang tidak dibarengi dengan openminded
overthinking yang bersinkronisasi dengan negatif

bisakah semua itu berjalan sinkron?
setidaknya, kita sudah mencoba
walau hasil akhir tidak sesuai dengan yang kita impikan

tapi.. sekali lagi,
sebenarnya sederhana

Monday, May 21, 2012

quotes 'love' - tumblr










you might think that the pictures were in tune with my feelings(?) you're right!!


Sunday, May 20, 2012

My Favourite Quotes

"Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah"

novel kaya Bang Tere Liye selalu bisa bikin aku terhanyut dengan latar dan kalimatnya yang seolah nyata. sesuai dengan realita yang ada kini. ada beberapa kalimat yang aku suka..

hal 23:
"...benci atau suka itu relatif. Lama-lama terbiasa, lama-lama jatuh cinta. Kalau perasaan saja bisa menyesuaikan diri begitu hebat,..."

hal 132:
"...perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat. Hebat sekali benda ynag bernama perasaan itu. Dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung, dan di kejap berikutnya mengubah harimu menjadi buram padahal dunia sedang terang benderang."

hal 148:
"Kita tidak pernah tau masa depan, Nak Borno"

"Dunia ini terus berputar. Perasaan bertunas tumbuh megakar, bahkan berkembang biak di tempat yang paling mustahil dan tidak masuk akal sekalipun. Perasaan-perasaan kadang dipaksa tumbuh di waktu dan orang yang salah."

hal 164:
"....masa muda adalah masa ketika kita bisa berlari secepat mungkin, merasakan perasaan sedalam mungkin tanpa perlu khawatir jadi masalah."

hal 166:
"Kalihan tahu, cinta itu beda-beda tipis dengan musik yang indah."

hal 167-168:
"Ya, cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti."

"Kalian tahu, cinta sejati laksana sungai besar. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti, semakin lama semakin besar sungainya, karena semakin lama semakin banyak anak sungai perasaan yang bertemu."

"Cinta sejati adalah perjalanan......Cinta sejati tidak pernah memiliki ujung, tujuan, apalagi hanya sekedar muara. Air di laut akan menguap, menjadi hujan, turun di gunung-gunung tinggi, kembali menjadi ribuan anak sungai, menjadi ribuan sungai perasaan, lantas menyatu menjadi Kapuas. Itu siklus tak pernah berhenti, begitu pula cinta."

"Camkan, bahwa cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian. ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta, Andi. Tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi."

hal 170:
"Cinta adalah kebiasaan. Kau tidak bisa membayangkan betapa indah proses transformasi perasaan dari sekedar sahabat menjadi seseorang yang sepesial, macam melihat ulat berubah menjadi kupu-kupu."

hal 173:
"Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong."

hal 221:
"Cinta bukan kalimat gombal, cinta adalah komitmen tidak terbatas, untuk saling mendukung, untuk selalu ada, baik senang maupun duka."

hal 288:
"Ah, cinta selalu saja misterius. Jangan diburu-buru atau kau akan merusak ajaln ceritanya sendiri."

hal 428:
"Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi dipamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karna untuk meyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu."

i think that's all, itu kalimat yang aku suka. :)

Monday, April 30, 2012

pencari kebahagiaan

04.00
kala sang fajar belum menyingsing, aku terbangun dari kesunyain malam. kusempatkan untuk menyembah Sang pemberi hidup. belum ku dengar suara ayam berkokok.


06.00
masih sendiri dan sunyi ketika sang mentara mulai malu menanpakkan sinarnya, membuatku semakin malas untuk bergegas ke sekolah. namun hati ini memaksaku untuk segera enyah dari tempat yang membosankan ini.


07.30
menuntut ilmu sembari bercengkerama dengan teman-teman, hal yang setidaknya membuat diri ini melupakan kesedihan itu. kesedihan yang sudah terlanjur membekas di dalam hati ini. terasa perih melebihi sembilu. namun aku tahu, untuk sekedar bahagia aku masih mempunyai kalian.


14.00
lupakan dengan kebahagiaan sejenak itu. kini aku semakin mendekati tempat yang membuatku sedih, membuatku merasa sepi, sendiri. tempat yang sebenarnya penuh kenangan masa kecil. tapi semakin aku ingat semakin pedih. disana pula tempat yang membuatku teringat akan dirinya.


16.00
kebahagiaan yang aku cari itu sebenarnya sederhana. kumantapkan langkah kaki menuju pedal-pedal sepeda yang segera aku kayuh untuk meninggalkan tempat ini. menikmati segarnya udara sorehari ditemani kicauan burung yang melanglang di atas langit senja.


21.00
mata ini semakin lelah untuk mencari sebuah kebahagiaan. ingin rasanya kusudahi perjalanan ini. hingga akhirnya kutemukan kebahagiaan itu. kini kelopak sudah terlelap, pikiranpun sudah mulai berfatamorgana di alam yang berbeda hanya untuk mencari sebuah kebahagian kecil.

Wednesday, April 25, 2012

mbuh #2

"hati orang siapa yang tau"

kalimat itu bener banget, emg kita ngk bakal tau apa yang ada di otak dan di hati orang lain. jangankan orang lain, kita aja kadang susah buat ngerti sama diri kita sendiri. iyaa kan?

kalo boleh jujur semua orang itu kadang bermuka dua, tapi bermuka duanya itu ada yang demi kebaikan ada juga yang demi kebohongan. yang demi kebaikan nih contohnya lo suka sama gebetan temen lo, tapi lo tau temen lo tu dah ngincer dia lama banget jadinya lo cuma diem. yang demi kebohongan yaa itu, bilang temen tapi ntar makan temennya. aah bodo!

kita kan juga ngk tau kan, kenapa seseorang itu berbuat kayak gitu. kita aja ngk tau gimana kita seneng, sedih susah. misal yaa, ada temen lo yang lagi badmood, kita kan gatau juga knp dia kyk gitu kecuali dianya cerita kan sama kita? yaaa, emg gitu.

yaudah, intinya lo harus kepo kalo temen lo lagi beda. tapi, lo juga ngk perlu kepo sih soalnya mungkin temen lo itu emg lagi males ngapa"in. haha

P.S: udah ngk usah peduliin postingan ini kalo emg lo ngk sependapat sama gue. you never know what the people thinking about you-about they-about him/her-about her/him feel, except they tell you why.