Friday, March 29, 2013

Ketika HANYA Tuhan yang Setia

Mungkin ini retoris, namun benar adanya.
Ketika aku merasa lelah untuk berpijak,
Kaki mungilku mulai rapuh tuk melangkah,
Dan pundakku tak mampu untuk memikul beratnya beban,
Air mataku mengalir.

Aku menyeka perlahan,
Berusaha menenangkan pikiran.
Lagi-lagi aku sedang diuji, dikuatkan.
Terimakasih Tuhan,
Kembali tak henti Kau mengingatkanku dan merengkuhku.

Tak ada yang setia dan abadi.
Mungkin di duniawi ini memang benar adanya.
Keluarga, sahabat, pacar itu semua akhirnya tak abadi.
Ketika ragaku tak mampu lagi menopang permasalahan, mereka memang ada.
Namun tak sepenuhnya, yaaa tak seutuhnya.
Sebagiannya lagi ada pada diri kita sendiri.
Yang mampu mengakhiri.

Tak ingatkah kalian kita punya Sosok Perengkuh?
Yang tak pernah tidur meski kau lelah dalam pekrjaan dan rutinitasmu,
meski kau sedang mengangisi kesedihanmu,
dan meski kau mengharapkan Ia tak tahu isi hatimu.
Namun kenyataanya?
Dia selalu tahu,
Selalu menemanimu dalam keadaan sepahit apapun.
Walau kadang kau melupakanNya, membangkangNya, bahkan sengaja mengabaikanNya.

Dia tetap setia. Menunggumu hingga kau kembali bersimpuh kepadanya.
Mendengarkan keluh kesahmu.
Merengkuhmu dari keterpurukan,
Dan akan senantia mengujimu menjadi lebih hebat.

Kembalilah,
Kembali mengingat dan bersimpuh kepadaNya.
Karena hanya Dia yang setia kepada tiap-tiap umatNya.
Umat yang berdosa dan hina.
Terimakasih Tuhan, atas kesetiaanMu yang tiada tara......

270313-nrrhabibah