Sunday, August 22, 2021

Berlari

 Jauh berlari menggapai mimpi

Terdiam sementara mencari arti

Sejatinya usaha tak akan hianati

Pada setiap jiwa yang meyakini


Jangan, jangan berhenti

Asamu semakin dekat tuk terjadi

Tetap teruslah berlari

Hingga semesta mengamini




Dari hati,

Bibu

15.8.21

Saturday, December 31, 2016

Photolistic!

Ga terasa ya udah mau 2017. Banyak banget postingan tentang resolusi ataupun flash back selama setahun belakangan ini. Tapi postingan ini ga akan ngebahas tentang resolusi atau pun kaleidoskop kok. Mungkin tulisan itu akan menyusul (kalo sempat). Haha.

Aku ingin membahas salah satu event yang aku jalanin dalam tahun 2016 ini. Photolistic yaps! Salah satu event dari departemen pers mahasiswa himpunan mahasiswa teknik industri. Photolistic merupakan workshop fotografi dimana pada tahun 2016 mengusung tema 'Lighting: Stage Photography' dengan pembicara Arbain Rambey dan Ardianto.

Yang ngebikin aku pengen nulis tentang ini adalah, karena aku menjadi bagaian kepanitiaannya. Disini aku mendapat amanah sebagai koordinator sponsorship. Hmm kelihatannya berat ya. Iya emang berat. Tapi.... dari situ aku belajar banyak hal. Awalnya aku, Najib (ketua panitia), dan Aryo (koor acara) melakukan rapat kecil. Ini ide najib sih, dunno why dia percaya sama aku dan Aryo untuk semacam jadi pemikir awal sebelum kepanitiaan terbentuk. Pokoknya setelah itu kami bertiga jadi sering ngobrol ditambah sama Mbak Gandhi. Nah, Mbak Gandhi ini adalah kakak tingkat yang wawasan tentang fotografinya lebih kece lah dari kami semua, jadi masukannya sangat membantu. Walaupuan Mbak Gandhi orangnya agak hmmm hyper tidak jelas, tapi so far dia asik dan baik banget wkwkwkw.

Najib-Gandhi-Aku-Aryo


Aku bahkan lupa sejak bulan apa kami kerja. Kalo ga salah mulai dari Maret/April sampai hari H di bulan September. Jatuh bangun buat event ini terlalu banyak. Panas dingin buat ini juga sering. Bahkan waktu rapat koor, ga disangka menyindir secara keras pun terjadi. Tapi semua itu aku tau kok kalau untuk kebaikan bersama. Karena anak-anak semeseter 4 (waktu itu) dan 5 (saat ini) memang butuh untuk disadarkan.

Aku tahu, banyak banget kekuranganku selama disitu. Bahkan aku sedikit merasa bersalah ketika pada akhirnya kami harus down grade dari rancangan awal karena kondisi finansial. Namun setidaknya aku merasa melakukan banyak hal disini, walaupun Tuhan berkata kalau usahaku belum terlalu membuahkan hasil. Niat awalku menerima tawaran Najib untuk menjadi koor karena aku ingin memberikan kontribusi lebih dibandingkan semester sebelumnya di kepanitiaan yang lain. I wanna say thank you for the chance.

Dari situ aku belajar banyak hal. Menjadi koordinator bukanlah hal yang mudah bagiku. Aku yang notabene tidak enakan harus mengatur anggotaku untuk melakukan pekerjaan bersama. Beberapa hal yang aku pelajari adalah :

1. Pengambilan Keputusan
Kebayang ga sih, aku itu orangnya lama banget kalo mikir. Hal ini dikarenakan aku takut dengan pilihanku sendiri. Aku harus benar-benar memikirkannya, memikirkan dampak kedepannya apakah menguntungkan atau tidak. Sejauh aku menjadi koordinator, aku dituntut untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Salah stau caranya adalah dengan memusyawarkan bersama anggotaku dan koor yang lain. Meminta pendapat dan langsung implementasi. Fury, salah satu orang yang sangat membantuku dalam hal ini. Dia mengajariku berfikir tenang, rasional, tapi cepat untuk mengambil keputusan. Thnk dude!

2. Kerjasana dan Komunikasi
Pengalamanku jadi anggota slaah satu divisi di event lain sebelumnya membuatku sedikit traumatik. Mendapatkan koor yang sedikit tidak terbuka dan selama disitu aku terkesan gabut. Menurutku hal ini dikarenakan kurangnya kerjasama dan komunikasi. Tentu saja belajar dari pengalaman itu, aku mencoba menerapkan komunikasi yang lebih intens dengan anggotaku. Selain itu aku membagi tugas agar lebih sistematis. Walaupun pada pelaksanaannya mereka masih belum begitu terbuka (kebanyaakan anggotanya soalnya adik tingkat) tapi paling engga sudah lumayan. Kalau ada masalah atau aku bingung untuk menentukan suatu hal, maka mereka mau memberikan saran yang bagus.

3. Kekeluargaan
Hai gais persma 2014. Kalian sadar ga sih, kita jadi lebih akrab gara-gara ini? atau cuma aku saja .-. Dari sini, kita jadi sering ngobrol. Sering menghabiskan waktu untuk bahas ini walaupun kadang suasananya tegang gitu sih karena suatu hal. Cuma dari sini aku jadi lebih kenal sama kalian masing-masing. Aku bisa ngebaca sedikit tentang kepribadian kalian dari sini (ah kalian juga pasti jadi tau aku kek mana). Selain sama anak 2014nya, aku juga jadi lebih kenal sama anak-anak 2015 yang tadinya aku nggak kenal sama sekali -_- hehe.

4. Keyakinan
Kalau kata Najib sih suruh realistis aja. Kalau kata Aryo sih kita pasti bisa. Dan ketika memegang keyakinan bahwa kita mampu diimbangi untuk terus berusaha, hal yang tadinya tidak mungkin bisa menjadi mungkin sesuai dengan porsinya. Aryo nih, orang paling terpositif sedunia yang selalu berfikir positif walau dikeadaan sepanik apapun hueehe. Sekarang Aryo ini keren lhoh, ikutan kegiatan leadership gitu-gitu deh. Yaampun kapan aku bisa sehebat dia hehe.

Atas: Rere-Ichi-Aku-Icha-Mahda
Bawah: Fury



Well, terimakasih photolistic 2016!
Bibu.

Friday, December 30, 2016

Jalan-jalan ke delart#11

Tanggal 27 Des 2016 kemarin, aku dan Yara janjian buat ke delart. Delart itu singkatan dari delayota art. Itu merupakan pameran seni yang diselenggarakan oleh anak-anak dr delayota (sma n 8 yogyakarta). Pameran tersebut diselenggarakan di JNM (Jogja National Museum). Kali ini delart yang udah tahun ke 11 look! how old are we :( perasaan baru kemarin SMA mengusung tema 'Aksaraya-Selami dunia buku lebih dalam dari mariana'. Jujur, aku tidak mengerti makna tersiratnya karena emg bukan anak seni. Cuma penikmat saja. Ohya delart ini berlangsung dr tanggal 26-30 Desember lhoh. Jadi hari ini hari terakhir dan masih bisa lihat2. FYI, it's totally FREE!

Aku dan Yara janjian langsung ketemu di tkp jam 4 sore. Aku datang jam 16.05 sore dan Yara telat setengah jam karena macet. Jogja kalo liburan tahun baru gini padet sekali :(. Setelah nunggu Yara, kami berdua masuk ke dalam. Secara keseluruhan, semakin kesini delart semakin tematik dan padat. Dulu jamanku delart diselenggarakan di TBY (taman budaya yogyakarta) tapi kalau ga salah udah dua tahun ini venue-nya pindah di JNM. Kalo dari perbedaan tempat TBY menurutku lebih luas, kalau JNM lebih sempit tapi lebih bisa terkonsep gitu sih. I dunno sih. Aku dulu bukan panitianya.

Karya-karya disini (yang aku baca deskripsinya) kebanyakan menekankan tentang penitngnya bahasa. Bahasa verbal maupun non-verbal. Sejauh aku (yang cupu seni) melihat, so far so goood  kok. Mulai dari karya-karyanya yang maknanya dapet dan juga dari panitianya yang ramah-ramah hehe.

Di bawah, ada beberapa foto tentang karya maupun kenarsisanku dan Yara. hehe. Mumpung masih ada waktu beberapa jam lagi, ayo segera mampir ke JNM yaa!!

Bibu.