Friday, January 9, 2015

Aku Mencintaimu Hujan

Hai! Biar nggak mainstream, postingan pertama di 2015 dibikin H+9 aja. hehe. Nggak sih nggak disengajain. Cuma momentnya pas aja. Pas habis UAS dan pas banget pengen nulis.

Kalian yang kenal aku pasti udah tau banget, kalo sifat terlalu perasa untuk mempedulikan kata orang lain dan kurang pede ini ternyata udah mulai keterlaluan. Udah terlalu banyak minta belas kasih yang sebenernya dan harusnya untuk ukuran sedewasa ini itu udah nggak ikut itungan. Jujur udah usaha, udah sok ethel. Sok nebelin telinga, nebelin muka, sama nggedein hati. Tapi ternyata usahanya kurang. Dan hasil belum keliatan.

-------

Aku mencintaimu, hujan...
Kata-kata itu yang sering kudengar dari orang-orang disekitarku. Termasuk dariku. Orang-orang yang kini umurnya bukan lagi remaja, melainkan sudah dianggap dewasa. Namun tidak sesuai dengan pernyataan yang mereka keluaran. Temasuk aku.

Mereka berkata dengan mulut mereka bahwa mereka menyukai hujan. Namun mereka tak mencintai hujan sepenuh hati. Kadang mereka menghujat hujan. Begitu pun aku. Mereka takut. Mereka bersembunyi untuk berteduh. Mereka menunggu agar hujan reda seketika. Agar rencana yang telah mereka  susun terlaksana. Mereka takut. Takut baju bagus mereka basah. Bukan hanya mereka. Tapi aku.

Walau begitu, aku tetap mencintaimu hujan. Menunggumu jatuh. Menunggumu membasahi tanah dengan bau yang khas. Menunggumu membawa kenangan pahitku menyatu dalam tanah.

Maafkan aku dengan cintaku yang tak tulus padamu, Hujan. Bukan karena ku tak setia. Namun hanya waktu saja yang terkadang kurang pas mempertemukan kita.

Kini aku membayangkanmu. Mencoba mengubah posisiku menjadi dirimu. Walau kau dihujat atas kedatanganmu, kau tetap tak peduli. Kau memberi manfaat bagi mereka yang senang dan menunggumu.

Bolehkah aku menjadi sepertimu? Yang tetap saja datang mengalir walau banyak orang membencimu.Terkadang mereka yang menghujatmu itu tak mengerti. Mereka tak mengerti bahwa diluar sana banyak sekali yang membutuhkan dirimu. Yang mencoba mengambil manfaat dari dirimu.

Boleh aku menjadi sepertimu, Hujan? Agar aku lebih percaya bahwa masih ada yang membutuhkan kemampuanku. Agar aku berani untuk lebih mengekspresikan diriku tanpa mempedulikan yang lain. Agar aku menjadi Aku yang sebenarnya. Entah diterima atau tidak. Entah dicibir dan dihujat. Namun tetap berani melakukan yang terbaik bagi sekelilingku. Aku ingin menjadi sepertimu. Menjadi diri sendiri dengan prinsip yang teguh.

Aku akan mencoba sepertimu, Hujan. Agar perasaanku semakin kuat apapun kondisinya.

Aku mencintaimu, Hujan.....

Pertanyaan terakhirku. Bolehkah aku menjadi speertimu, Hujan? // Ya.

Baiklah, hari ini aku mencoba menjadi hujan.
Biar aku jatuh dihatimu dan kamu tidak bisa menghindarinya :) - Kurniawan G. (kalimat ini diambil dari tumbrlnya MasGun)


Dariku,